Tulisan Ilmiah dan Karier Guru
Oleh:Nelson Sihaloho
Abstrak:
Sejak tahun 2013 setiap guru wajib membuat karya tulis ilmiah (KTI) sebagai
syarat meningkatkan jenjang kariernya. Kewajiban itu merujuk Permen PAN RB
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru yang ingin naik jenjang
dari golongan III b ke atas. Aturan ini berbeda dengan ketentuan sebelumnya
yakni Permen PAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kredit dimana aturan lama mewajibkan guru pada jenjang IV/ a harus
membuat karya tulis ilmiah.
Berita Kompas,
27 Maret 2009 menuliskan bahwa banyak
guru PNS yang sulit sekali untuk naik pangkat. Jumlahnya sangat fantastis atau
bisa dikatakan cukup banyak. Para guru PNS di tingkat Dikdasmen sulit mencapai
pangkat diatas IV/a karena kemampuan mereka membuat karya Tulis Ilmiah (KTI)
masih lemah padahal membuat KTI menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat.
Data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) 2005, juga
menyebutkan bahwa sekitar 1,4 juta guru
berstatus PNS. Umumnya berada di pangkat III/a sampai III/d yang jumlahnya
mencapai 996.926 guru. Adapun di golongan IV ada 336.601
guru, dengan rincian golongan IV/a
sebanyak 334.184 guru, golongan IV/b berjumlah 2.318
guru, golongan IV/c sebanyak 84 guru, dan golongan IV/d ada 15
guru.
Kata
Kunci: Tulisan Ilmiah, Karir Guru
Pendahuluan
Dalam proses penulisan karya ilmiah sesungguhnya penulis khususya guru
dituntut untuk melaksanakan dua tahap pekerjaan. Pertama adalah tahap penulis
mengolah gagasan dalam pikirannya dengan mencari dan membaca buku buku
referensi bahkan harus berdiskusi dengan teman sejawatnya untuk menemukan
bentuk yang jelas dari gagasan nya tersebut. Kedua adalah tahap pada saat
penulis karya ilmiah tersebut menuangkan ide atau gagasan dalam tulisannya.
Sebenarnya suatu karya ilmiah itu dapat berupa hasil penelitian namun dapat
juga berupa suatu artikel ilmiah. Suatu pendekatan dikatakan ilmiah apabila memiliki
langkah-langkah antara lain perumusan masalah, penalaran deduksi ( kajian
pustaka ), perumusan hipotesis atau mungkin kesimpulan sementara (khusus
artikel ilmiah-red), pengumpulan dan analisis data, penerimaan atau penolakan hipotesis yang telah
diajukan,(Ary, 1979; 9-10 dalam Samidjo Broto Kiswoyo 1993).
Suyanto, 1988:10 juga mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diketahui
dalam merumuskan masalah yakni, apa sebenarnya yang dianggap sebagai masalah
dalam setiap karya ilmiah ?. Suyanto, et.el juga mengemukakan bahwa sesuatu dapat dianggap sebagai masalah dalam
sebuah karya ilmiah, jika sesuatu itu merupakan gejala atau kondisi yang tidak
sesuai dengan apa yang seharusnya. Apabila kita mengamati kegiatan profesi guru
dalam kehidupan sehari hari dengan cermat dan teliti maka kita akan memperoleh
banyak permasalahan/persoalan yang dapat kita jadikan sebagai permasalahan
dalam suatu karya ilmiah.
Berkaitan dengan profesi guru itulah maka banyak persoalan tentang praktek
profesi guru khususnya dalam menulis tulisan ilmiah ataupun karya ilmiah guru. Perlu
diketahui bahwa jika guru sebagai penulis/peneliti telah menemukan permasalahan
perlu melakukan evaluasi agar masalah yang akan diangkat dalam sebuah
penelitian disekolah semakin menjadi jelas,tegas dan spesifik dan layak untuk
dikaji atau diteliti (Suyanto;1988;12). Menurut Cates dalam Suryati Sidarta,
1993:3 menyebutkan ada 6 hal yang perlu dilakukan untuk melakukan sesuatu itu
apakah layak untuk dikaji ataupun diteliti.
Apakah permasalahan tersebut cukup menarik bagi sipeneliti?. Apakah
peneliti mempunyai potensi yang dibutuhkan permasalahannya?. Apakah dukungan
sumber dana memadai?. Apakah penelitian itu memberikan sumbangan pada
pendidikan?. Apakah permasalahan tersebut dapat diteliti tanpa kendala/
hambatan pencapaian data? Apakah permasalahan tidak terlalu sederhana atau
sebaliknya terlalu berat?.
Kajian Teoritis
Guru merupakan jabatan profesi sehingga seorang guru harus mampu
melaksanakan tugas secara profesional. Ciri pekerja profesional ditunjukkan
dengan kemampuan mengerjakan tugas dengan etika, independen, produktif,
efektif, efisien dan inovatif, serta didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan
prima yang didasarkan pada unsur-unsur ilmu yang sistematis,
kewenangan profesional, pengakuan masyarakat, dan kode etik. Kegiatan
pengembangan profesi guru merupakan kegiatan guru dalam rangka penerapan dan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keterampilan untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi pendidikan pada umumnya maupun lingkup sekolah pada khususnya.
Tujuan kegiatan pengembangan profesi guru adalah untuk meningkatkan
mutu guru agar guru lebih profesional dalam pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya. Kriteria dan ciri karya tulis ilmiah guru yang perlu dikaji dan
dilakukan sesuai tugas pokok fungsinya adalah masalah pokok yang dijadikan
dasar penulisan menyangkut kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan guru sehari-hari. Kajian pustaka/teori yang
mendukung pemecahan masalah cukup memadai.
Kemudian metodologi dilakukan secara runtut dalam upaya pemecahan masalah
tersebut, tersedianya data dan fakta yang mendukung pembahasan masalah
tersebut, adanya alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan sebagai solusi
atas masalah yang dihadapi serta kesimpulan
maupun rekomendasi yang dikemukakan berdasarkan analisis data terhadap upaya
pemecahan masalah. Satu sisi problematika yang terjadi dilapangan kenyataannya
menunjukkan bahwa penulisan karya ilmiah guru masih memprihatinkan, mayoritas
guru masih sangat jauh dari dunia penelitian, terdapat banyak guru yang stagnan
pada pangkat/golongan IV/a karena untuk naik ke jenjang pangkat berikutnya
mengharuskan mereka untuk menulis karya ilmiah. Berdasarkan kajian dari
berbagai sumber mengapa penulisan karya ilmiah guru banyak yang macet?.
Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan yaitu tidak kondusifnya iklim
sekolah, kurangnya fasilitas untuk melakukan penelitian di sekolah serta terbatasnya
referensi, tidak adanya jurnal penelitian di sekolah, dan tidak teralokasinya
dana khusus untuk penelitian guru. Tidak menutup kemungkinan banyak karya
ilmiah guru ditolak. Alasan umum penolakan antara lain penyertaan tugas (akhir)
kuliah sebagai suatu karya ilmiah karena mirip dengan karya skripsi mahasiswa. Terdapat
karya tulis ilmiah guru yang diragukan keasliannya karena beberapa hal. Paling
ironis karya tulis ilmiah guru diduga ada yang ditukangi atau dikerjakan oleh
orang lain.
Karya ilmiah guru diragukan keasliannya karena salah satu bagian tulisan
(atau hal lain) menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah itu merupakan skripsi, penelitian, atau karya
orang lain, yang diubah dan digunakan sebagai karya ilmiahnya (seperti bentuk
ketikan tidak sama, tempelan nama dan lain-lain). Terdapat petunjuk adanya
lokasi dan subjek yang tidak konsisten, terdapat tanggal pembuatan yang tidak
sesuai, terdapat berbagai data yang tidak konsisten, tidak akurat, terdapat
kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan karya tulis
ilmiah yang lain. Bahkan penyusunan karya tulis ilmiah yang berbentuk
penelitian, pengembangan dan evaluasi diselesaikan/dihasilkan lebih dari 2
judul dalam setahun.
Yang Harus Dilakukan Guru
Guru dalam mendukung tugas profesionalismenya harus melakukan banya hal
diantaranta adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK
adalah model penelitian sederhana yang bisa dilakukan oleh guru tanpa
mengganggu tugas-tugas profesionalnya. PTK identik dengan tugas guru yaitu
mengajar sambil meneliti pada kelas mana guru diberikan tanggungjawabnya.
PTK biasanya berdurasi minimal 6 bulan (satu
semester-red) dan pada akhir semester guru wajib membuat karya tulis ilmiah
(KTI-red) atas PTK yang dilakukannya.
Ciri khas PTK ini terletak pada siklus minimal 2 siklus atau beberapa
siklus terantung pada kepuasan guru sebagai peneliti. Ada beberapa langkah
sukses jika guru ingin sukses dalam mencapai karirnya. Langkah-langkah itu
antara lain harus komitmen melawan malas, tidak bisa, tidak punya waktu bahkan
melawan yang namanya tidak mampu.
Langkah
berikutnya adalah harus
konsisten, sebab konsistensi akan menunjukkan integritas kita sebagai
seorang pribadi. Guru juga harus bekerja keras dengan penuh keuletan dalam
melaporkan karya tulis yang dikerjakannya. Guru harus bekerja cerdas, waktu yang dierikan oleh Tuhan hanya 24 jam dan kita harus
dapat memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya.
Guru juga dituntut untuk bekerja iklas sebab dalam
membuat sebuah karya tulis yang komunikatif dibutuhkan kerja ikhlas yang tak
mengharapkan imbalan apapun. Kerja
ikhlas hendaknya menjadi bagian dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah guru.
Guru harus bekerjasama (kolaboratif) karena
dengan melalui kolaboratif akan menjadkan guru semakin berkualitas. Guru juga
harus memaliki koneksi sebab dalam PTK proposal
penelitian yang kita buat harus terlebih dahulu disetujui oleh kepala sekolah.
Tanpa persetujuan kepala sekolah agak sulit bagi kita mewujudkannya dalam
pelaksanaan penelitian.
Guru juga harus memiliki kemauan yang kuat dan
dengan kemauan kuat akan menjadikan karya tulis yang digarap oleh guru menjadi
hidup dan lebih bermakna. PTK harus kontekstual dan dibuat sebaiknya sesuai dengan keadaan nyata di lapangan atau
di kelas. PTK guru juga harus kredibel sebaiknya karya tulis yang benar-benar
dibuat sendiri, sehingga tingkat kepercayaannya sangat tinggi. Guru harus
bekerja dengan tuntas, jujur, teliti dan cermat, memiliki kesabaran.
Kunci pokok dan langkah
sukses lainnya adalah kreativitas,
guru yang kreatif adalah guru yang membuat karya tulisnya sendiri. Karya tulis yang dibuat oleh guru harus menunjukkan
suasana yang kondusif dalam melakukan tindakan perbaikannya, perlu ada
keragaman, harus memiliki konten kreatif, kara guru harus asli serta disajikan
dengan komunikatif. Sering PTK guru apabila akan diolah dan disajikan dalam
Karya Tulis Ilmiah terkandung 4 Makna yang terdapat didalamnya yaitu “APIK”.
Dikatakan “APIK” karena memiliki “Keaslian, Penting,
Ilmiah dan Konsisten. Pengalaman penulis menunjukkan bahwa orang-orang yang konsistenlah
yang selalu berhasil dalam mengimplementasikan kemampuannya dalam melakukan PTK
dan mengolahnya menjadi nulis karya ilmiah. Guru yang konsisten melakukan PTK
dan menyusun KTI akan mampu merencanakan karirnya dengan baik. ( tulisan
ini dihimpun dari berbagai sumber: Penulis adalah Guru SMPN 11 Kota Jambi).
No comments:
Post a Comment