Monday, May 16, 2016

KETERLIBATAN PUBLIK DALAM PENDIDIKAN

Keterlibatan Publik  Dalam Aktivitas Pendidikan dan Kebudayaan Mewujudkan Pembelajaran Bermutu
Description: C:\Users\seven\Pictures\NELSON 113.jpg
Oleh : Drs. Nelson Sihaloho

Karya ini diajukan untuk mengikuti Lomba Artikel dan Karya Jurnalistik Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Tahun 2016
Rasional
Sebagaimana Visi Kemendikbud 2015 – 2019  “Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”. Lima misi yang terkandung didalamnya yakni; Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat, Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan,  Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu, Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa serta  Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (sumber:kemdikbud.go.id, 2015). Sedangkan tujuan strategis adalah; Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga Kependidikan, Orangtua, dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam Ekosistem Pendidikan, Pemberdayaan Pelaku Budaya dalam Melestarikan Kebudayaan,  Peningkatan Akses PAUD, Dikdas, Dikmen, Dikmas, dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Peningkatan Mutu dan Relevansi Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter,  Peningkatan Jati Diri Bangsa melalui Pelestarian dan Diplomasi Kebudayaan serta Pemakaian Bahasa sebagai Pengantar Pendidikan serta Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel dengan Melibatkan Publik.
Berita Times Indonesia, 2015: dengan judul “Anis Basswedan: Sekolah Itu Harus Bisa Menyenangkan Siswa”, mengajak para guru di Banyuwangi, untuk menciptakan sekolah menjadi sebuah taman yang menyenangkan bagi siswanya. Tujuannya agar setiap materi pembelajaran yang disampaikan bisa terserap seperti halnya saat bermain. (sumber: Times Indonesia  Sabtu, 19-12-2015 22:54). Sekolah menyenangkan adalah sekolah yang memberikan tantangan bagi siswa,  sekolah yang menyenangkan dapat diartikan sebagai wahana yang aman dan menyehatkan serta memberikan pilihan tantangan yang bermakna bagi siswa. (sumber: Pidato Mendikbud, Anies Baswedan, pada acara Penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2015, di Depok, Selasa (31/3/2015).
Anis Baswedan, et.el juga mengungkapkan bahwa, prinsip sekolah menyenangkan selanjutnya adalah pembelajaran yang memberikan makna. Pembelajaran ini berguna untuk jangka panjang dan terkait dalam pemecahan masalah-masalah secara nyata serta mengajak para guru agar dapat merangsang siswanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang subtantif karena pertanyaan subtantif dapat mengarahkan pada inspirasi. Anis Baswedan, et.el menginginkan agar institusi pendidikan benar-benar menjadi wahana belajar yang baik.
Prinsip yang mendasari sekolah menjadi seperti taman yang menyenangkan, adalah semua ikut terlibat baik siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Prinsip sekolah menyenangkan lainnya adalah pembelajaran yang relevan dengan kehidupan. (sumber http://www.kemdiknas.go.id). Kita juga sering mendengar bahwa para ilmuwan cenderung memandang pendidikan bermutu sebagai sekolah yang siswanya banyak menjadi pemenang dalam berbagai lomba atau olimpiade di tingkat nasional, regional, maupun internasional.
Dalam konteks itu tentu memunculkan suatu persepsi bawa pembelajaran yang dilakukan disuatu lembaga pendidikan tentunya pembelajaran bermutu. Pandangan UNESCO tentang beberapa dimensi mutu pendidikan sebagaimana tertuang dalam buku EFA Global Monitoring Report 2009 atau Laporan Pemantauan Global Pendidikan Untuk Semua, rutin menerbitkan laporan tentang perkembangan pendidikan, baik pendidikan formal dan pendidikan informal, di berbagai belahan dunia. Mengacu pada hal tersebut diperlukan keterlibatan publik dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan pembelajaran bermutu  dalam menghadapi era global yang kini telah kita hadapi bersama.
Berkenaan dengan hal tersebut bagaimana bentuk program layanan yang harus dipersiapkan oleh pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan pembelajaran bermutu?. Sudah sejauh manakah relevansi pelaksanaan kurikulum yang telah diberlakukan terhadap peningkatan pembelajaran bermutu di sekolah dikaitkan dengan keterlibatan publikh air dalam aktivitas pendidikan? Apakah dedikasi dan inspirasi bisa dijadikan sebagai “magnit” untuk mendukung terlaksananya pembelajaran bermutu pada sekolah-sekolah di tanah air?
Sekelumit Kajian Pembelajaran Bermutu
Banyak kajian yang membahas tentang dimensi pendidikan keterkaitannya dengan mutu pendidikan diantaranya karakteristik pembelajar (learner characteristics), masukan (enabling inputs), proses belajar-mengajar (teaching and learning), hasil belajar (outcomes) serta konteks (contexts) atau lingkungan (environments). Mengutip pendapat Howard Gardner menegaskan bahwa “satu-satunya sumbangan paling penting untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk menemukan bidang yang paling cocok dengan bakatnya” (Daniel Goleman, 2002: 49).  Peran orangtua dan keluarga sesungguhnya merupakan dimensi yang benar-benar berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
Dukungan orangtua dan publik saat ini menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Hal itu sejalan dengan kajian tentang sekolah efektif (effective school), dukungan orangtua siswa dan masyarakat menjadi salah satu faktor dalam sekolah efektif. Hasil studi di negara maju menunjukkan adanya lima faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas suatu sekolah (EFA Global Monitoring Report 2005, hal. 66).
Kelima faktor itu yakni  strong eduational leadership,  terkait langsung dengan pendidik dan tenaga kependidikan (masukan); emphasis on acquiring basic skills terkait dengan kurikulum (masukan); an orderly and secure environment terkait dengan konteks (lingkungan);  high expectations of pupil attainment terkait dengan peserta didik (masukan kasar); serta frequent assessment of pupil progress terkait dengan proses belajar-mengajar (proses). Menurut Jerome S. Arcaro (2007) menyatakan bahwa ciri-ciri sekolah bermutu  yakni fokus pada kostumer, keterlibatan total, pengukuran, komitmen, memandang pendidikan sebagai sistem serta perbaikan berkelanjutan.
Guru sebagai pelaksana utama dilapangan dalam menjalankan tugas profesionalismenya dituntut untuk menerapkan pembelajaran bermutu. Hal itu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa menuntut penyesuaian dan pengembangan profesional guru. Berbagai inovasi pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) serta metode pembelajaran lainnya diharapkan akan mampu mengimplementasikan proses belajar bermutu, kreatif, dan inovatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran bermutu akan mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan terutama tentang keluaran (output) anak didik.  Sebagaimana pendapat Goetsch dan Davis dalam buku Total Quality Management  (Subardiman: 2009:7) yang .mendefinisikan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.  Sekait dengan itu, Sallis, Edward  juga mengemukakan beberapa konsep tentang mutu (Subardiman et. al.,  2009: 7). 
Pertama mutu sebagai konsep absolut dimana dalam konsep ini kualitas atau mutu adalah pencapaian standar tertinggi dalam suatu pekerjaan, produk, dan layanan yang tidak mungkin dilampaui. Kedua mutu sebagai konsep relative  dimana dalam konsep ini kualitas atau mutu masih ada peluang untuk peningkatan. Kualitas atau mutu adalah sesuatu yang masih dapat ditingkatkan dan apabila dalam tahap peningkatan itu pelaksanaan sebuah pekerjaan telah mencapai standar tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya maka pekerjaan tersebut berkualitas.
Ketiga adalah kualitas atau mutu menurut pelanggan dimana dalam definisi ini mutu sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan  dan kebutuhan pelanggan. Peters, et.el  berpendapat bahwa definisi yang dikemukakan oleh pelanggan sangat penting, sebab Peters menemukan kenyataan bahwa pelanggan akan membayar lebih untuk mutu yang baik, tanpa menghiraukan tipe produknya. Itulah sebabnya sering terjadi protes terhadap produk pendidikan apabila mutu dan kualitasnya kurang bermutu dimana protes para pelanggan bisa menjadi sebuah gerakan yang dinamakan konsumerisme.“Consumerism consist of all those activities that are undertaken to protect the rights of consumers” (Hughes dan Kapoor, 1985: 4 dalam Alma & Hurriyati, 2007:33).
Pendidikan Kunci Masa Depan
Hampir semua negara di dunia saat ini tengah berproses meningkatkan mutu pendidikan di negara masing-masing. Semua bangsa meyakini bahwa kunci masa depan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan sistem pendidikan yang berkualitas. Kita juga meyakini bahwa peningkatan mutu pendidikan tersebut memerlukan teori, namun implementasinya tidak akan bisa berjalan mulus dan semudah teori yang ada.
Sebab peningkatan mutu bersifat dinamis yang terkait dengan berbagai faktor maupun variabel. Peningkatan mutu pendidikan, merupakan  suatu  perpaduan antara knowledge-skill, art dan entrepreneurship. Dalam konteks ini suatu perpaduan yang diperlukan untuk membangun keseimbangan antara berbagai tekanan, tuntutan, keinginan, gagasan-gagasan, pendekatan dan praktik. Perpaduan sebagaimana diuraikan akan berujung pada bagaimana proses pembelajaran dilaksanakan sehingga terwujud proses pembelajaran yang berkualitas. 
Pilar-pilar peningkatan pembelajaran bermutu di sekolah harus menjadi bagian penting dalam pendidikan yang terkait langsung dengan pengembangan seluruh potensi manusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. Karena itu sekolah harus mampu menyediakan pembelajaran yang bermutu dan sekaligus menjadi taman yang menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran bermutu adalah pembelajaran aktif yang mampu menggali semua potensi siswa secara maksimal dan pembelajaran itu juga harus menyenangkan bagi siswa.
Percepatan peningkatan pendidikan hanya bisa terealisasi melalui budaya bermutu. Budaya bermutu diharapkan mendorong sekolah-sekolah mampu mengembangkan diri secara mandiri (self improvement). Self improvement harus menjadi kebutuhan para kepala sekolah dan guru di seluruh Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus membentuk lembaga penyedia layanan (service provider) yang kompeten, akuntabel dalam peningkatan mutu pendidikan.
Sesungguhnya banyak upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran bermutu diantaranya adalah pengembangan pembinaan nalar peserta didik untuk mempertajam daya pikir serta memperkuat dinamika pendidikan. Melalui model pembelajaran penalaran peserta didik diyakini mampu memanfaatkan potensi intelegensi secara maksimal dan proporsional. Sebab kekuatan nalar juga akan menjembatani masa pembelajaran peserta didik dan kesiapan menghadapi realitas sosial di masa mendatang.
Indonesia yang kaya akan keberagaman budaya sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar untuk menerapkan pembelajaran bermutu. Guru-guru dituntut untuk lebih memahami betapa pentingnya melakukan interaksi dengan siswa berbagai latar belakang budaya yang berbeda.  Kita juga meyakini bahwa mutu suatu sekolah sangat tergantung pada kualitas guru.
Supaya sekolah berkualitas dari segi pembelajaran, tidak ada cara lain bahwa sekolah harus mengembangkan keprofesionalan guru secara terus-menerus. Hal tersebut identik dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran merupakan cara efektif untuk menyiapkan lulusan yang kompetitif.  Pendidikan kita dewasa ini juga dituntut untuk bisa menyiapkan individu siswa yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan abad ke-21 seperti teknologi informasi, berpikir kritis dan kreatif, pemecahan masalah serta memiliki kompetensi sosial agar mereka kelak dapat hidup dan bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat dunia.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan akan dapat diwujudkan apabila pemerintah dapat melaksanakan program pembinaan terhadap guru secara berkesinambungan (continuous professional development), menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, serta selalu memberikan dukungan terhadap guru sebagai fasilitator pembelajaran. Intinya pendidikan  merupakan kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik.  Kunci untuk meraih masa depan yang lebih adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia (SDM) yang andal serta berkualitas.
Dedikasi Untuk Pembelajaran Bermutu
Guru dalam menjalankan tugas-tugas profesionalismenya tentu akan mendedikasikan pengabdiannya selama menjadi guru. Guru-guru professional berdedikasi tinggi akan selalu memberikan pengabdian terbaiknya untuk kemajuan pendidikan. Dedikasi guru yang tinggi akan kembali dinilai oleh publik bahwa keberhasilan peserta didik karena guru mencurahkan seluruh potensi dan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalismenya
Berkenaan dengan hal tersebut sudah seharusnya semua sekolah di tanah air mendedikasikan sekolah yang memiliki budaya mutu berkarakter unggul. Karakter uuggul (excellence)  akan   menjadi budaya sekolah yang mampu mengkontruksi mentalitas komunitas sekolah untuk bekerja keras, disiplin, profesional, akuntabel dan mandiri. Dalam kaitan ini sekolah harus mampu memposisikan diri sebagai lembaga pendidikan yang menjunjung tinggi norma dan budaya sebagai suatu sistem sosial yaitu menjadi sebuah sekolah yang efektif.
Sekolah dikatakan memiliki ciri-ciri sekolah yang efektif apabila adanya standar disiplin yang berlaku terhadap kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan,  memiliki suatu keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas bahkan memiliki standar prestasi sekolah yang sangat tinggi. Selain itu  siswa diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah direncanakan, siswa diharapkan lulus dengan menguasai pengetahuan akademik, adanya  penghargaan bagi siswa yang berprestasi. Siswa memiliki pendapat bahwa kerja keras lebih penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih  prestasi,  siswa memiliki tanggungjawab yang diakui secara umum.
Bahkan kepala sekolah mempunyai program inservice, pengawasan, supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana bersama-sama dengan para guru serta memungkinkan adanya umpan balik demi keberhasilan prestasi akademiknya. Itulah sebabnya hal yang sangat penting dilakukan oleh sekolah  yakni mengembangan organisasi sekolah dengan baik untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) serta keunggulan komparatif (comportive advantage). Agar bisa menjadi unggul, kepemimpinan harus menjadi contoh, retrukturisasi lingkungan organisasi sesuai  dengan irama perubahan zaman, kolaborasi dan kolegialitas, meningkatkan rasa saling percaya serta memperluas jaringan sosial kapital. Mengutip pendapat dari Peter Senge dalam The Fith Dicipline mengklaim bahwa organisasi unggul di masa depan adalah organisasi yang mampu membangun komitmen dan kapasitas belajar warganya pada setiap eselon yang digerakkan oleh visi organisasi yang kuat. Organisasi yang menata visi dan misi sempurna, maka organisasi bersangkutan dengan mudah menyusun budaya kerja, nilai dasar, dan strategi organisasinya.
Pemimpin juga dituntut untuk menjadi orang yang mampu memberikan siraman energi kepada orang lain melalui power yang dimilikinya sehingga orang lain terpengaruh, bersedia serta bersemangat untuk bekerja sama mencapai suatu tujuan. Dedikasi sebagai power untuk melaksanakan praktek pembelajaran yang berkelanjutan menuntut aksi nyata dari pihak sekolah. Sekolah-sekolah harus membudayakan iklim penelitian dan riset, khususnya para kepala sekolah dan guru untuk secara terus menerus menyempurnakan metode pembelajaran yang lebih bermutu melalui penelitian yang dilakukannya.
Produk pendidikan tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan proses yang bermutu. Demikian juga dengan prosesnya, suatu proses yang bermutu tidak mungkin terwujud apabila tidak disertai dengan pengorganisasian yang tepat. Sekolah harus mengembangkan fokus mutu,  terlibat dalam transformasi mutu, meningkatnya prestasi siswa, memandang pendidikan sebagai sebuah sistem, perbaikan berkelanjutan dimana mutu didasarkan pada konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna.
Inspirasi Sebagai Magnit Sukses
Banyak kalangan percaya bahwa sukses adalah tentang perkembangan yang konstan dimana kesuksesan dalam hidup merupakan suatu ekspansi kontinyu akan kebahagiaan dan realisasi yang progresif dari tujuan yang berharga.  Bahkan banyak slogan terpampang disekolah yang berbunyi  “Sukses adalah 1% inspirasi dan 99% keringat”. Mengacu pada uraian tersebut sukses itu bukan suatu tujuan akhir dengan kualitas seadanya atau menghalalkan segala cara untuk mencapainya, namun sebagai suatu proses yang harus dilakukan setahap demi setahap, dan hari demi hari.
Sekolah dituntut banyak belajar dari kisah-kisah orang sukses dan bisa menjadi contoh, diantaranya Oprah Winfrey, Mark Elliot Zuckerberg Pendiri Facebook, Google Inc, Bill Gates; Pendiri Microsoft, Soichiro Honda; Pendiri Honda. Bill Gates adalah suatu bukti nyata bahwa impiannya yang pernah dianggap mustahil, kini mampu diwujudkannya. Nilai keyakinan dan perjuangan inilah yang bisa kita jadikan contoh dalam kehidupan kita. Selain itu, kepedulian Bill Gates untuk berbagi juga bisa dijadikan teladan bahwa sukses akan lebih berarti jika kita bisa saling berbagi.
Semua sekolah di tanah air  harus mampu menginsiprasi peserta didik, bahwa dari inspirasi bisa melahirkan hal-hal yang sangat luar biasa. Inspirasi harus dijadikan sebagai “magnit” untuk meraih kesuksesan, menginspirasi sesuatu yang tidak mungkin terpecahkan masalahnya menjadi sesuatu yang mungkin menemukan pemecahan masalahnya. Itulah kunci utama bahwa pembelajaran bermutu yang didukung dengan keterlibatan publik dalam pendidikan dan kebudayaan akan menjadikan iklim pendidikan di tanah air menjadi akan menciptakan “atmosfir-atmosfir keberhasilan” dimasa depan.
Sistem pendidikan yang digulirkan sejak kini dan dimasa mendatang harus dirancang dengan baik, memiliki performa kekuatan (power) serta landasan yang kokoh bahwa program pendidikan yang digulirkan harus dilihat sebagai “human invesment” sebagai investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan. Bangsa ini harus mengoptimalkan seluruh potensi kekayaan budaya yang beragam menjadi suatu “magnit kekuatan” sebagai bangsa yang bermartabat, memiliki nilai nilai keaifan lokal yang siap mendukung sistem pembelajaran bermutu.
Keterlibatan publik dalam pendidikan dan kebudayaan harus diimplementasikan sebagai masukan-masukan paling berharga dan strategis sebagai modal utama peningkatan SDM    Mungkin banyak kata-kata bijak yang bisa dijadikan “magnit” untuk meraih keberhasilan pendidikan kita dimasa depan. Kata-kata bijak John Ruskin tepat untuk orang-orang yang suka bekerja keras dalam mencapai impian hidup. “Supaya orang senang dalam pekerjaannya diperlukan tiga hal yakni;  Mereka cocok dengan pekerjaan itu, Mereka mengerjakannya tidak berlebihan; Mereka merasa berhasil mengerjakannya. “
Atau kata-kata bijak dari mantan Presiden Amerika Serikat John F. Kenedy “Kita semua memiliki bakat yang berbeda-beda, tetapi kita semua harus memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan bakat-bakat kita”.  Untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang besar tidak perlu orang-orang besar, yang diperlukan ialah orang yang berdedikasi. Orang-orang biasa kalau mereka cukup berdedikasi, bisa mewujdkan hal-hal yang luar biasa (Inspiration for Living).
 Penutup
Guru sebagai pelaksana utama dilapangan dalam menjalankan tugas profesionalismenya dituntut untuk menerapkan pembelajaran bermutu. Hal itu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa menuntut penyesuaian maupun pengembangan profesional guru. Semua bangsa meyakini bahwa kunci masa depan suatu bangsa ditentukan oleh keberadaan sistem pendidikan yang berkualitas.
Pilar-pilar peningkatan pembelajaran bermutu harus menjadi bagian penting dalam pendidikan yang terkait langsung dengan pengembangan seluruh potensi manusia agar menjadi subyek yang berkembang secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. Budaya bermutu akan mendorong sekolah mampu mengembangkan diri secara mandiri (self improvement). Kunci untuk meraih masa depan adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta SDM andal serta berkualitas.
Guru professional berdedikasi tinggi selalu memberikan pengabdian terbaiknya untuk kemajuan pendidikan. Dedikasi sebagai power untuk melaksanakan praktek pembelajaran berkelanjutan menuntut aksi nyata dari pihak sekolah. Sekolah-sekolah harus membudayakan iklim penelitian dan riset, khususnya para kepala sekolah dan guru untuk secara terus menerus menyempurnakan metode pembelajaran yang lebih bermutu melalui penelitian yang dilakukannya.

Sekolah harus banyak belajar dari kisah-kisah orang sukses yang bisa dijadikan contoh, diantaranya Oprah Winfrey, Mark Elliot Zuckerberg Pendiri Facebook, Google Inc, Bill Gates; Pendiri Microsoft, Soichiro Honda; Pendiri Honda. Semua sekolah di tanah air  harus mampu menginsiprasi peserta didik, bahwa dari inspirasi bisa melahirkan hal-hal yang sangat luar biasa. Inspirasi harus dijadikan sebagai “magnit” untuk meraih kesuksesan, menginspirasi sesuatu yang tidak mungkin terpecahkan masalahnya menjadi sesuatu yang mungkin menemukan pemecahan masalahnya. (Karya tulis ini diinspirasikan dari berbagai sumber relevan, Penulis adalah Guru SMPN 11 Kota Jambi, email:sihaloho11@yahoo.com,sihalohonelson@gmail.com).

No comments:

Post a Comment