Keterlibatan Publik Dalam Aktivitas Pendidikan dan Kebudayaan
Mewujudkan Pembelajaran Bermutu

Oleh : Drs.
Nelson Sihaloho
Karya ini diajukan untuk mengikuti Lomba Artikel dan
Karya Jurnalistik Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Tahun 2016
Rasional
Sebagaimana
Visi Kemendikbud 2015 – 2019 “Terbentuknya Insan serta Ekosistem
Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong
Royong”. Lima misi yang terkandung didalamnya yakni; Mewujudkan Pelaku
Pendidikan dan Kebudayaan yang Kuat, Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan
Berkeadilan, Mewujudkan Pembelajaran
yang Bermutu, Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan Pengembangan Bahasa
serta Mewujudkan Penguatan Tata Kelola
serta Peningkatan Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (sumber:kemdikbud.go.id,
2015). Sedangkan tujuan strategis adalah; Penguatan Peran Siswa, Guru, Tenaga
Kependidikan, Orangtua, dan Aparatur Institusi Pendidikan dalam Ekosistem
Pendidikan, Pemberdayaan Pelaku Budaya dalam Melestarikan Kebudayaan, Peningkatan Akses PAUD, Dikdas, Dikmen,
Dikmas, dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Peningkatan Mutu dan Relevansi
Pembelajaran yang Berorientasi pada Pembentukan Karakter, Peningkatan Jati Diri Bangsa melalui
Pelestarian dan Diplomasi Kebudayaan serta Pemakaian Bahasa sebagai Pengantar
Pendidikan serta Peningkatan Sistem Tata Kelola yang Transparan dan Akuntabel
dengan Melibatkan Publik.
Berita Times Indonesia, 2015: dengan
judul “Anis Basswedan: Sekolah Itu Harus
Bisa Menyenangkan Siswa”, mengajak
para guru di Banyuwangi, untuk menciptakan sekolah menjadi sebuah taman yang menyenangkan bagi
siswanya. Tujuannya agar setiap materi pembelajaran yang disampaikan bisa
terserap seperti halnya saat bermain. (sumber: Times Indonesia Sabtu,
19-12-2015 22:54). Sekolah
menyenangkan adalah sekolah yang memberikan tantangan bagi siswa, sekolah yang menyenangkan dapat diartikan
sebagai wahana yang aman dan menyehatkan serta memberikan pilihan tantangan
yang bermakna bagi siswa. (sumber: Pidato Mendikbud, Anies Baswedan, pada acara
Penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2015, di
Depok, Selasa (31/3/2015).
Anis Baswedan, et.el juga mengungkapkan
bahwa, prinsip sekolah menyenangkan selanjutnya adalah pembelajaran yang
memberikan makna. Pembelajaran ini berguna untuk jangka panjang dan terkait
dalam pemecahan masalah-masalah secara nyata serta mengajak para guru agar
dapat merangsang siswanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang subtantif karena
pertanyaan subtantif dapat mengarahkan pada inspirasi. Anis Baswedan, et.el menginginkan
agar institusi pendidikan benar-benar menjadi wahana belajar yang baik.
Prinsip yang mendasari
sekolah menjadi seperti taman yang menyenangkan, adalah semua ikut terlibat
baik siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah. Prinsip sekolah menyenangkan
lainnya adalah pembelajaran yang relevan dengan kehidupan. (sumber http://www.kemdiknas.go.id). Kita juga sering
mendengar bahwa para ilmuwan cenderung memandang pendidikan bermutu sebagai
sekolah yang siswanya banyak menjadi pemenang dalam berbagai lomba atau olimpiade
di tingkat nasional, regional, maupun internasional.
Dalam konteks itu tentu memunculkan
suatu persepsi bawa pembelajaran yang dilakukan disuatu lembaga pendidikan
tentunya pembelajaran bermutu. Pandangan UNESCO tentang beberapa dimensi mutu
pendidikan sebagaimana tertuang dalam buku EFA Global Monitoring Report 2009
atau Laporan Pemantauan Global Pendidikan Untuk Semua, rutin menerbitkan
laporan tentang perkembangan pendidikan, baik pendidikan formal dan pendidikan
informal, di berbagai belahan dunia. Mengacu pada hal tersebut diperlukan
keterlibatan publik dalam aktivitas pendidikan dan kebudayaan untuk mewujudkan
pembelajaran bermutu dalam menghadapi
era global yang kini telah kita hadapi bersama.
Berkenaan dengan hal tersebut bagaimana
bentuk program layanan yang harus dipersiapkan oleh pemerintah khususnya
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam mewujudkan pembelajaran bermutu?.
Sudah sejauh manakah relevansi pelaksanaan kurikulum yang telah diberlakukan
terhadap peningkatan pembelajaran bermutu di sekolah dikaitkan dengan
keterlibatan publikh air dalam aktivitas pendidikan? Apakah dedikasi dan
inspirasi bisa dijadikan sebagai “magnit” untuk mendukung terlaksananya
pembelajaran bermutu pada sekolah-sekolah di tanah air?
Sekelumit
Kajian Pembelajaran Bermutu
Banyak kajian yang membahas tentang
dimensi pendidikan keterkaitannya dengan mutu pendidikan diantaranya
karakteristik pembelajar (learner
characteristics), masukan (enabling
inputs), proses belajar-mengajar (teaching
and learning), hasil belajar (outcomes)
serta konteks (contexts) atau
lingkungan (environments). Mengutip
pendapat Howard Gardner menegaskan bahwa “satu-satunya sumbangan paling penting
untuk perkembangan anak adalah membantunya untuk menemukan bidang yang paling
cocok dengan bakatnya” (Daniel Goleman, 2002: 49). Peran orangtua dan keluarga sesungguhnya
merupakan dimensi yang benar-benar berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
Dukungan orangtua dan publik saat ini
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik. Hal itu sejalan dengan kajian tentang sekolah efektif (effective school), dukungan orangtua
siswa dan masyarakat menjadi salah satu faktor dalam sekolah efektif. Hasil
studi di negara maju menunjukkan adanya lima faktor yang paling berpengaruh
terhadap efektivitas suatu sekolah (EFA Global Monitoring Report 2005, hal.
66).
Kelima faktor itu yakni strong
eduational leadership, terkait
langsung dengan pendidik dan tenaga kependidikan (masukan); emphasis on acquiring basic skills
terkait dengan kurikulum (masukan); an
orderly and secure environment terkait dengan konteks (lingkungan); high
expectations of pupil attainment terkait dengan peserta didik (masukan
kasar); serta frequent assessment of
pupil progress terkait dengan proses belajar-mengajar (proses). Menurut Jerome S. Arcaro (2007) menyatakan bahwa ciri-ciri sekolah
bermutu yakni fokus pada kostumer,
keterlibatan total, pengukuran, komitmen, memandang pendidikan sebagai sistem
serta perbaikan berkelanjutan.
Guru sebagai pelaksana utama dilapangan
dalam menjalankan tugas profesionalismenya dituntut untuk menerapkan
pembelajaran bermutu. Hal itu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang senantiasa menuntut penyesuaian dan pengembangan profesional
guru. Berbagai inovasi pembelajaran seperti pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) serta
metode pembelajaran lainnya diharapkan akan mampu mengimplementasikan proses
belajar bermutu, kreatif, dan inovatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran
yang menyenangkan dan bermakna.
Pembelajaran bermutu akan mampu
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan terutama tentang keluaran (output) anak didik. Sebagaimana pendapat Goetsch dan Davis dalam buku Total Quality Management (Subardiman: 2009:7) yang .mendefinisikan
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sekait dengan itu, Sallis, Edward juga mengemukakan beberapa konsep tentang mutu
(Subardiman et. al., 2009: 7).
Pertama mutu
sebagai konsep absolut dimana dalam konsep ini kualitas atau mutu adalah
pencapaian standar tertinggi dalam suatu pekerjaan, produk, dan layanan yang
tidak mungkin dilampaui. Kedua mutu sebagai konsep relative dimana dalam konsep ini kualitas atau mutu
masih ada peluang untuk peningkatan. Kualitas atau mutu adalah sesuatu yang
masih dapat ditingkatkan dan apabila dalam tahap peningkatan itu pelaksanaan
sebuah pekerjaan telah mencapai standar tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya maka pekerjaan tersebut berkualitas.
Ketiga
adalah kualitas atau mutu menurut pelanggan
dimana dalam definisi ini mutu sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui
keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Peters, et.el berpendapat
bahwa definisi yang dikemukakan oleh pelanggan sangat penting, sebab Peters
menemukan kenyataan bahwa pelanggan akan membayar lebih untuk mutu yang baik,
tanpa menghiraukan tipe produknya. Itulah sebabnya sering terjadi protes
terhadap produk pendidikan apabila mutu dan kualitasnya kurang bermutu dimana protes
para pelanggan bisa menjadi sebuah gerakan yang dinamakan konsumerisme.“Consumerism
consist of all those activities that are undertaken to protect the rights of
consumers” (Hughes dan
Kapoor, 1985: 4 dalam Alma & Hurriyati, 2007:33).
Pendidikan Kunci Masa Depan
Hampir semua negara
di dunia saat ini tengah berproses meningkatkan mutu pendidikan di negara
masing-masing. Semua bangsa meyakini bahwa kunci masa depan suatu bangsa
ditentukan oleh keberadaan sistem pendidikan yang berkualitas. Kita juga
meyakini bahwa peningkatan mutu pendidikan tersebut memerlukan teori, namun
implementasinya tidak akan bisa berjalan mulus dan semudah teori yang ada.
Sebab peningkatan mutu bersifat dinamis
yang terkait dengan berbagai faktor maupun variabel. Peningkatan mutu
pendidikan, merupakan suatu perpaduan antara knowledge-skill, art dan entrepreneurship. Dalam konteks
ini suatu perpaduan yang diperlukan untuk membangun keseimbangan antara
berbagai tekanan, tuntutan, keinginan, gagasan-gagasan, pendekatan dan praktik.
Perpaduan sebagaimana diuraikan akan berujung pada bagaimana proses
pembelajaran dilaksanakan sehingga terwujud proses pembelajaran yang
berkualitas.
Pilar-pilar peningkatan pembelajaran
bermutu di sekolah harus menjadi bagian penting dalam pendidikan yang terkait
langsung dengan pengembangan seluruh potensi manusia agar menjadi subyek yang berkembang
secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. Karena itu sekolah harus mampu menyediakan
pembelajaran yang bermutu dan sekaligus menjadi taman yang menyenangkan bagi
siswa. Pembelajaran bermutu adalah pembelajaran aktif yang mampu menggali semua
potensi siswa secara maksimal dan pembelajaran itu juga harus menyenangkan bagi
siswa.
Percepatan
peningkatan pendidikan hanya bisa terealisasi melalui budaya bermutu. Budaya bermutu
diharapkan mendorong sekolah-sekolah mampu mengembangkan diri secara mandiri (self improvement). Self improvement harus menjadi kebutuhan para kepala sekolah dan
guru di seluruh Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan harus membentuk
lembaga penyedia layanan (service
provider) yang kompeten, akuntabel dalam peningkatan mutu pendidikan.
Sesungguhnya banyak upaya yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran bermutu diantaranya adalah pengembangan
pembinaan nalar peserta didik untuk mempertajam daya pikir serta memperkuat
dinamika pendidikan. Melalui model pembelajaran penalaran peserta didik
diyakini mampu memanfaatkan potensi intelegensi secara maksimal dan
proporsional. Sebab kekuatan nalar juga akan menjembatani masa pembelajaran
peserta didik dan kesiapan menghadapi realitas sosial di masa mendatang.
Indonesia yang kaya akan keberagaman
budaya sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar untuk menerapkan
pembelajaran bermutu. Guru-guru dituntut untuk lebih memahami betapa pentingnya
melakukan interaksi dengan siswa berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Kita
juga meyakini bahwa mutu suatu sekolah sangat tergantung pada
kualitas guru.
Supaya sekolah berkualitas dari segi
pembelajaran, tidak ada cara lain bahwa sekolah harus mengembangkan
keprofesionalan guru secara terus-menerus. Hal tersebut identik dengan peningkatan
kualitas proses pembelajaran merupakan cara efektif untuk menyiapkan lulusan
yang kompetitif. Pendidikan kita dewasa
ini juga dituntut untuk bisa menyiapkan individu siswa yang memiliki kemampuan
dan keterampilan yang dibutuhkan abad ke-21 seperti teknologi informasi,
berpikir kritis dan kreatif, pemecahan masalah serta memiliki kompetensi sosial
agar mereka kelak dapat hidup dan bekerja sama untuk kesejahteraan masyarakat
dunia.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan akan
dapat diwujudkan apabila pemerintah dapat melaksanakan program pembinaan
terhadap guru secara berkesinambungan (continuous
professional development), menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai, serta selalu memberikan dukungan terhadap guru sebagai
fasilitator pembelajaran. Intinya pendidikan
merupakan kunci untuk meraih masa depan yang lebih baik. Kunci untuk meraih masa depan yang lebih
adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sumber daya manusia
(SDM) yang andal serta berkualitas.
Dedikasi
Untuk Pembelajaran Bermutu
Guru
dalam menjalankan tugas-tugas profesionalismenya tentu akan mendedikasikan
pengabdiannya selama menjadi guru. Guru-guru professional berdedikasi tinggi
akan selalu memberikan pengabdian terbaiknya untuk kemajuan pendidikan.
Dedikasi guru yang tinggi akan kembali dinilai oleh publik bahwa keberhasilan
peserta didik karena guru mencurahkan seluruh potensi dan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas profesionalismenya
Berkenaan
dengan hal tersebut sudah seharusnya semua sekolah di tanah air mendedikasikan
sekolah yang memiliki budaya mutu berkarakter unggul. Karakter uuggul (excellence) akan
menjadi budaya sekolah yang mampu mengkontruksi mentalitas komunitas
sekolah untuk bekerja keras, disiplin, profesional, akuntabel dan mandiri. Dalam
kaitan ini sekolah harus mampu memposisikan diri sebagai lembaga pendidikan
yang menjunjung tinggi norma dan budaya sebagai suatu sistem sosial yaitu
menjadi sebuah sekolah yang efektif.
Sekolah
dikatakan memiliki ciri-ciri sekolah yang efektif apabila adanya standar disiplin yang berlaku
terhadap kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan, memiliki suatu
keteraturan dalam rutinitas kegiatan di kelas bahkan memiliki standar prestasi
sekolah yang sangat tinggi. Selain itu siswa diharapkan mampu mencapai
tujuan yang telah direncanakan, siswa diharapkan lulus dengan menguasai
pengetahuan akademik, adanya penghargaan
bagi siswa yang berprestasi. Siswa memiliki pendapat bahwa kerja keras lebih
penting dari pada faktor keberuntungan dalam meraih prestasi, siswa memiliki tanggungjawab yang diakui
secara umum.
Bahkan kepala sekolah mempunyai program inservice,
pengawasan, supervisi, serta menyediakan waktu untuk membuat rencana
bersama-sama dengan para guru serta memungkinkan adanya umpan balik demi
keberhasilan prestasi akademiknya. Itulah sebabnya hal yang sangat penting
dilakukan oleh sekolah yakni
mengembangan organisasi sekolah dengan baik untuk mencapai keunggulan
kompetitif (competitive advantage) serta keunggulan komparatif (comportive
advantage). Agar bisa menjadi unggul, kepemimpinan harus menjadi contoh, retrukturisasi
lingkungan organisasi sesuai dengan irama perubahan zaman, kolaborasi dan
kolegialitas, meningkatkan rasa saling percaya serta memperluas jaringan sosial
kapital. Mengutip pendapat dari Peter
Senge dalam The Fith Dicipline
mengklaim bahwa organisasi unggul di masa depan adalah organisasi yang mampu
membangun komitmen dan kapasitas belajar warganya pada setiap eselon yang
digerakkan oleh visi organisasi yang kuat. Organisasi yang menata visi dan misi
sempurna, maka organisasi bersangkutan dengan mudah menyusun budaya kerja,
nilai dasar, dan strategi organisasinya.
Pemimpin juga
dituntut untuk menjadi orang yang mampu memberikan siraman energi kepada orang
lain melalui power yang dimilikinya
sehingga orang lain terpengaruh, bersedia serta bersemangat untuk bekerja sama
mencapai suatu tujuan. Dedikasi sebagai power
untuk melaksanakan praktek pembelajaran yang berkelanjutan menuntut aksi nyata
dari pihak sekolah. Sekolah-sekolah harus membudayakan iklim penelitian dan
riset, khususnya para kepala sekolah dan guru untuk secara terus menerus
menyempurnakan metode pembelajaran yang lebih bermutu melalui penelitian yang
dilakukannya.
Produk
pendidikan tidak akan terwujud apabila tidak disertai dengan proses yang
bermutu. Demikian juga dengan prosesnya, suatu proses yang bermutu tidak
mungkin terwujud apabila tidak disertai dengan pengorganisasian yang tepat. Sekolah
harus mengembangkan fokus mutu, terlibat
dalam transformasi mutu, meningkatnya prestasi siswa, memandang pendidikan
sebagai sebuah sistem, perbaikan berkelanjutan dimana mutu didasarkan pada
konsep bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna.
Inspirasi Sebagai
Magnit Sukses
Banyak kalangan percaya bahwa sukses adalah tentang
perkembangan yang konstan dimana kesuksesan dalam hidup merupakan suatu
ekspansi kontinyu akan kebahagiaan dan realisasi yang progresif dari tujuan
yang berharga. Bahkan banyak slogan terpampang
disekolah yang berbunyi “Sukses adalah
1% inspirasi dan 99% keringat”. Mengacu pada uraian tersebut sukses itu
bukan suatu tujuan akhir dengan kualitas seadanya atau menghalalkan segala cara untuk
mencapainya, namun sebagai suatu proses yang harus dilakukan setahap demi
setahap, dan hari demi hari.
Sekolah dituntut banyak belajar dari kisah-kisah orang sukses
dan bisa menjadi contoh, diantaranya Oprah Winfrey, Mark Elliot
Zuckerberg Pendiri Facebook,
Google Inc,
Bill Gates;
Pendiri Microsoft, Soichiro
Honda; Pendiri Honda. Bill Gates adalah suatu bukti nyata
bahwa impiannya yang pernah dianggap mustahil, kini mampu diwujudkannya. Nilai
keyakinan dan perjuangan inilah yang bisa kita jadikan contoh dalam kehidupan
kita. Selain itu, kepedulian Bill Gates untuk berbagi juga bisa dijadikan
teladan bahwa sukses akan lebih berarti jika kita bisa saling berbagi.
Semua sekolah di
tanah air harus mampu menginsiprasi
peserta didik, bahwa dari inspirasi bisa melahirkan hal-hal yang sangat luar
biasa. Inspirasi harus dijadikan sebagai “magnit” untuk meraih kesuksesan,
menginspirasi sesuatu yang tidak mungkin terpecahkan masalahnya menjadi sesuatu
yang mungkin menemukan pemecahan masalahnya. Itulah kunci utama bahwa
pembelajaran bermutu yang didukung dengan keterlibatan publik dalam pendidikan
dan kebudayaan akan menjadikan iklim pendidikan di tanah air menjadi akan
menciptakan “atmosfir-atmosfir keberhasilan” dimasa depan.
Sistem
pendidikan yang digulirkan sejak kini dan dimasa mendatang harus dirancang
dengan baik, memiliki performa kekuatan (power)
serta landasan yang kokoh bahwa program pendidikan yang digulirkan harus
dilihat sebagai “human invesment”
sebagai investasi di bidang sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan.
Bangsa ini harus mengoptimalkan seluruh potensi kekayaan budaya yang beragam
menjadi suatu “magnit kekuatan” sebagai bangsa yang bermartabat, memiliki nilai
nilai keaifan lokal yang siap mendukung sistem pembelajaran bermutu.
Keterlibatan
publik dalam pendidikan dan kebudayaan harus diimplementasikan sebagai
masukan-masukan paling berharga dan strategis sebagai modal utama peningkatan
SDM Mungkin banyak kata-kata bijak yang bisa
dijadikan “magnit” untuk meraih keberhasilan pendidikan kita dimasa depan.
Kata-kata bijak John Ruskin tepat untuk orang-orang yang suka bekerja keras
dalam mencapai impian hidup. “Supaya orang senang dalam pekerjaannya diperlukan
tiga hal yakni; Mereka cocok dengan
pekerjaan itu, Mereka mengerjakannya tidak berlebihan; Mereka merasa berhasil mengerjakannya.
“
Atau kata-kata
bijak dari mantan Presiden Amerika Serikat John F. Kenedy “Kita semua memiliki
bakat yang berbeda-beda, tetapi kita semua harus memiliki kesempatan yang sama
untuk mengembangkan bakat-bakat kita”. Untuk
mengerjakan suatu pekerjaan yang besar tidak perlu orang-orang besar, yang
diperlukan ialah orang yang berdedikasi. Orang-orang biasa kalau mereka cukup
berdedikasi, bisa mewujdkan hal-hal yang luar biasa (Inspiration for Living).
Penutup
Guru sebagai pelaksana utama dilapangan
dalam menjalankan tugas profesionalismenya dituntut untuk menerapkan
pembelajaran bermutu. Hal itu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang senantiasa menuntut penyesuaian maupun pengembangan profesional guru. Semua bangsa meyakini bahwa kunci masa depan suatu bangsa ditentukan
oleh keberadaan sistem pendidikan yang berkualitas.
Pilar-pilar peningkatan pembelajaran
bermutu harus menjadi bagian penting dalam pendidikan yang terkait langsung
dengan pengembangan seluruh potensi manusia agar menjadi subyek yang berkembang
secara optimal dan bermanfaat bagi masyarakat dan pembangunan. Budaya bermutu akan mendorong
sekolah mampu mengembangkan diri secara mandiri (self improvement). Kunci untuk meraih masa depan adalah penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta SDM andal serta berkualitas.
Guru
professional berdedikasi tinggi selalu memberikan pengabdian terbaiknya untuk
kemajuan pendidikan. Dedikasi
sebagai power untuk melaksanakan
praktek pembelajaran berkelanjutan menuntut aksi nyata dari pihak sekolah.
Sekolah-sekolah harus membudayakan iklim penelitian dan riset, khususnya para
kepala sekolah dan guru untuk secara terus menerus menyempurnakan metode
pembelajaran yang lebih bermutu melalui penelitian yang dilakukannya.
Sekolah harus banyak belajar dari
kisah-kisah orang sukses yang bisa dijadikan contoh, diantaranya Oprah Winfrey, Mark Elliot
Zuckerberg Pendiri Facebook,
Google Inc,
Bill Gates;
Pendiri Microsoft, Soichiro
Honda; Pendiri Honda. Semua sekolah di tanah air harus mampu menginsiprasi peserta didik,
bahwa dari inspirasi bisa melahirkan hal-hal yang sangat luar biasa. Inspirasi
harus dijadikan sebagai “magnit” untuk meraih kesuksesan, menginspirasi sesuatu
yang tidak mungkin terpecahkan masalahnya menjadi sesuatu yang mungkin
menemukan pemecahan masalahnya. (Karya tulis ini diinspirasikan dari
berbagai sumber relevan, Penulis adalah Guru SMPN 11 Kota Jambi,
email:sihaloho11@yahoo.com,sihalohonelson@gmail.com).
No comments:
Post a Comment